Senin, 05 Desember 2011

HACHIKO “THE DOG STORY”

ANALISIS FILM
HACHIKO “THE DOG STORY”

Judul Film           : Hachiko “The Dog Story”
Genre                  : Drama – Semua Umur (General)
Produser             : Richard Gere, Bill Johnson, Vicki Shigekuni Wong
Produksi              : Inferno Production
Durasi                  : 104 menit
Sutradara            : Lasse Hallstrom
Penulis                 : Stephen P. Lindsay
Musik                  : Jan A.P. Kaczmarek
Rilis                      : 2009
Penyunting          : Kristina Boden
Pemain                :
*   Richard Gere sebagai Profesor Parker Wilson
*   Joan Allen sebagai Cate Wilson, istri profesor
*   Sarah Roemer sebagai Andy Wilson, anak perempuan Parker
*   Cary-Hiroyuki Tagawa sebagai Ken Fujiyoshi
*   Eric Avari sebagai Jasjeet, pedagang India
*   Jason Alexander sebagai Carl
*   Davenia McFadden sebagai Mary Anne
*   Kevin DeCoste sebagai Ronnie
*   Tora Hallstrom sebagai Heather
*   Robbie Sublett sebagai Michael
*   Hachiko diperankan oleh tiga ekor Akita Inu bernama Chico, Layla, dan Forrest. Ketiganya memainkan periode kehidupan Hachiko yang berbeda (pemain utama).

Unsur Dramatik Film
A.  Ide Cerita       :
A Dog Story's diangkat/ disadur ulang dari film Jepang Hachiko Monogatari. Ini merupakan sebuah kisah nyata yang terjadi pada tahun 1924 di Jepang yang menceritakan tentang balas budi seekor anjing kepada tuannya sampai ia mati. Anjing Hachiko sebenarnya, lahir di Odate, Prefektur Akita, Jepang pada tahun 1923. Setelah pemiliknya yang bernama Dr. Eisaburo Ueno, seorang dosen di Universitas Tokyo meninggal dunia pada bulan Mei 1925, keesokan harinya Hachi kembali menunggu kepulangan tuannya di Stasiun Shibuya. Ia terus menunggu, dan menunggu hingga sembilan tahun berikutnya. Hachiko akhirnya mati pada bulan Maret 1935. Ketika Hachiko dimakamkan, upacara pemakamannya pun layaknya seperti upacara kematian manusia. Banyak orang yang menghadiri pemakaman Hachiko.
Terkenalnya kisah ini, sehingga dibuatlah sebuah patung Hachiko yang terbuat dari perunggu oleh Teru Ando di depan kota Shibuya, Jepang pada tahun 1934. Namun, saat terjadi Perang Dunia II patung Hachiko dilebur untuk keperluan perang. Kemudian dibuatlah kembali patung Hachiko oleh Takeshi Ando yang merupakan anak dari Teru Ando pada tahun 1948. Patung Hachiko, kini dapat dijumpai di tempatnya biasa menunggu, di luar Stasiun Shibuya, Tokyo.

B.  Sifat dan Model Judul          :
Film ini menggunakan nama tokoh utama untuk menarik perhatian penonton. Namun jika penonton sudah melihat film jepang Hachiko Monotagari sudah bisa ditebak apa cerita filmnya dan bagaimana cerita film tersebut. Mungkin jika diberi judul berbeda penonton awalnya belum bisa menentukan bagaimana jalan cerita tersebut dan baru dapat menyimpulakan cerita tersebut pada pertengahan dan ending filmnya.

C.  Tema   :
Tema dari film ini adalah kesetian anjing pada tuannya melebihi kesetiaan manusia. Kesetiaan ini wujud dari tindakan balas budi. Cerita ini memperlihatkan hubungan yang sangat dekat antara manusia dan seekor anjing.

D.  Karakterisasi Tokoh             :
*   Profesor Parker Wilson       :
Ramah, penyanyang dan peduli dapat dilihat dari penggambaran setiap adegan dan jalan ceritanya. Kerja keras tim pelatih anjing pemeran hachiko tergolong sukses sebab anjing tersebut seolah bisa menunjukkan emosi dan ekspresinya.
*   Cate Wilson istri dari Profesor Parker Wilson        :
Mempunyai sedikit rasa tak suka terhadap hachi karena memanipulasi perhatian profesor seutuhnya. Bukan hanya itu juga dia merasa sedih juga, karena telah di tinggal mati peliharaan tercintanya sebelumnya, tetapi dia adalah sosok istri yang memahami kegemaran suaminya yaitu memelihara anjing.
*   Hachiko      :
Seekor anjing Akita yang sangat setia kepada tuannya dan rela berkorban hanya untuk menunggu kepulangan tuannya.
*   Andy Wilson          :
Anak dari Profesor Parker Wilson yang sifatnya baik sama dengan ayahnya dan senantiasa mendukung segala yang dilakukan ayahnya.

E.  Konflik           :
-       Internal       :
Profesor Parker yang kebingungan karena pihak stasiun tidak mau menjaga Hachi dan istrinya yang menolak keberadaan Hachi padahal dirinya jatuh hati dnegan hewan lucu dan menggemaskan.
-       Eksternal     :
Suatu pagi, ketika Parker berangkat kerja, Hachi menyelinap ke luar, dan mengikutinya hingga sampai di stasiun kereta api. Hachi menolak ketika disuruh pulang hingga Parker harus mengantarkannya pulang ke rumah.

F.   Alur Atau Plot           :
1.    Linier
Suatu pagi, ketika Parker berangkat kerja, Hachi menyelinap ke luar, dan mengikutinya hingga sampai di stasiun kereta api. Hachi menolak ketika disuruh pulang hingga Parker harus mengantarkannya pulang ke rumah. Sore itu, Hachi kembali pergi ke stasiun, dan menunggu hingga kereta api yang dinaiki tuannya datang. Parker akhirnya menyerah, dan membiarkan Hachi mengantarnya ke stasiun setiap hari. Setelah kereta api tuannya berangkat, Hachi pulang sendiri ke rumah, tapi ketika hari sudah sore, ia kembali lagi ke stasiun untuk menjemput. Kebiasaan Hachi mengantar dan menjemput Parker berlangsung beberapa lama.
2.    Flashback   
Di sebuah kelas, murid-murid sedang menyajikan presentasi mengenai tokoh pahlawan mereka. Seorang anak laki-laki bernama Ronnie menceritakan tentang anjing kakeknya yang bernama Hachiko. Bertahun-tahun yang lampau, seekor anak anjing Akita tiba di Amerika dari Jepang. Laporan Ronnie adalah tentang kesetiaan Hachi yang menunggu Parker, kakek Ronnie, menjadikan Hachi sebagai pahlawan selamanya di mata Ronnie.

G. Setting               :
1.    Geografik/ Tempat
-       Film ini mengambil latar belakang di Amerika Serikat zaman modern, dan bukan di Jepang pada zaman Showa seperti kisah aslinya.
-       Pengambilan gambar sebagian besar dilakukan di Bristol dan Woonsocket, Rhode Island. Lokasi lainnya termasuk Universitas Rhode Island di Kingston, Providence dan Worcester Railroad Mechanical, dan Columbus Theater di Providence, Rhode Island.Unit produksi kedua melakukan pengambilan gambar beberapa adegan di Jepang.
2.    Temporal/ Waktu
-       Dominan sore dan malam hari.
Sore itu, Ronnie berjalan-jalan bersama seekor anak anjing Akita di tempat kakeknya pernah berjalan-jalan bersama Hachi.
-       Pergantian musim gugur sampai musim semi dari tahun ke tahun.
Tahun demi tahun berlalu, dan Hachi masih tetap menunggu di stasiun.
3.    Ekonomi       :
-       Parker adalah seorang profesor di sebuah universitas.
-       Parker berteman akrab dengan penjaga toko binatang, penjual hot dog dan penjual tiket kereta api di stasiun.
4.    Adat dan Budaya
Hachi selalu mengantar dan menunggu tuannya ke stasiun kereta api, Profesor Parker Wilson.

H.  Nilai Moral       :
Hachiko: A Dog’s Story memiliki pesan yang sangat universal dimana tali keluarga dan hubungan batin terhadap hewan peliharaan ternyata juga sama kuatnya. Kesetiaan yang diberikan oleh siapapun kepada kita janganlah diremehkan, hargai setiap pengorbanan yang mereka berikan sekalipun itu adalah kesetiaan dari hewan peliharaan kita.

I.     Sinopsis :
Cerita ini bermula ketika seorang profesor di sebuah perguruan tinggi bernama Profesor Parker Wilson (Richard Gere) menemukan dan memungut seekor anjing yang tidak sengaja terjatuh dan ditinggalkan oleh kuli angkut di Stasiun Bedridge, Wonsokced, Amerika Selatan. Pada mulanya anjing kecil tanpa nama ini berasal dari jepang dan dikirimkan ke Amerika tanpa alamat tujuan yang jelas. Anjing yang berjenis akita itu kemudian diajaknya pulang ke rumah. Parker menamai anjing itu dengan nama Hachiko. Hachiko dirawatnya hingga ia tumbuh besar.
Suatu hari, ketika Hachiko sudah beranjak dewasa, tanpa disangka ia berlari dan mengikuti Parker ke stasiun yang akan berangkat bekerja dengan mengendarai kereta api. Akhirnya, Parker terpaksa keluar dari kereta untuk memulangkan Hachiko ke rumah. Namun Hachiko, menjemputnya di stasiun pada pukul 17.00.
Sejak kejadian tersebut, Hachiko selalu mengantar tuannya di pagi hari saat pergi bekerja dan menjemput tuannya di sore hari. Para pemilik kios, pedagang, dan pejalan kaki tercengang-cengang dengan kelakuan Hachiko yang tidak seperti anjing pada umumnya. Semua orang-orang di sekitar Bedridge menyayangi Hachiko dan selalu menyapa anjing itu layaknya sebagai manusia. Sampai pada suatu hari, Hachiko tak menemukan tuannya di stasiun pada pukul 17.00.
Kejadian itu terus berulang-ulang terjadi sampai suatu ketika tuannya meninggal ditempatnya mengajar karena serangan jantung, sementara Hachiko sepertinya tak pernah mengertiperihal meninggalnya Paeker.. Karena Hachiko tidak mengerti apa yang terjadi pada tuannya, ia pun tetap setia menunggu tuannya sampai pulang di stasiun. Setelah kematian Parker, Cate menjual rumahnya dan meninggalkan Bedrigde. Sementara Hachiko dipelihara oleh anak perempuan Parker, Andy Wilson (Sarah Roemer). Berulang kali Hachiko kabur dari rumah Andy untuk pergi ke stasiun, berharap ia akan menemukan tuannya kembali.
Andy selalu menjemput Hachiko di stasiun hingga pada akhirnya Andy merelakan Hachiko pergi. Hachiko tinggal di stasiun dan pada pukul 17.00, ia akan dudukdi bundaran di depan stasiun, menanti kedatangan tuannya. Keunikan tingkah laku Hachiko itu menarik perhatian orang orang di sekitar stasiun, bahkan tulisan mengenainya dimuat di koran-koran sehingga orang-orang memberi makan secara bergantian. Kesetian Hachiko bertahan hingga tahu sepuluh meninggalnya Parker. Sampai akhirnya pda musim dingin tahun ke sepuluh, Hachiko meninggal di bundaran stasiun pada tengah malam.

Unsur Teknik Dalam Film
A.  Cahaya
-       Intensitas Cahaya     : Low Key
Karena dalam film ini ingin menciptakan dan menggambarkan suasana murung dan menyedihkan.
-       Karakter atau Sifat Cahaya  : cahaya yang berpencar lunak
Untuk memberikan efek dramatik murung dan sedih dalam setiap adegannya.

3 komentar:

  1. saya suka cerita ini..
    tp sad ending...
    pencahayaannya sangat sesuai dg setting waktu lampau...
    siipp!!

    BalasHapus
  2. bagus banget ceritanya. tapi bikin nangis bombay. hikshiks

    BalasHapus
  3. Terharu sama kesetiaannya hachiko...punya loyalitas yg luar biasa pd tuannya

    BalasHapus